Pemain Arema FC kini sedang dibayangi trauma karena manajemen tak kunjung membayar gaji mereka. Trauma yang terpicu pengalaman musim lalu ketika gaji beberapa pemain selama 2,5 bulan tak pernah terbayar. Sekarang ketakutan itu semakin kuat.
Pemain khawatir bakal mengalami dejavu seperti musim lalu ketika manajemen ingkar dan tak pernah membayar kekurangan gaji pemain. Sinyal ke sana cukup terbuka mengingat hingga sekarang masih belum ada penyelesaian pembayaran gaji pemain.
"Jujur saja kita khawatir bakal seperti itu lagi. Bisa saja manajemen mengulur waktu dan mencari alasan agar pemain bosan menagih. Tapi untuk kali ini kayaknya semua pemain bakal kompak dan terus menagih komitmen manajemen," ujar salah seorang pemain senior Arema FC.
Belum terbayarnya gaji pemain walau habis masa kontrak menjadi pertanda buruk akan terjadinya pengingkaran komitmen. Situasi lebih rumit karena manajemen versi Rendra Kresna hanya mau membayar gaji jika pemain mengembalikan uang yang diterima dari M Nur-Eddy Rumpoko.
Walaupun manajemen telah mengatakan sudah mempunyai kerangka tim dan mulai mengisi sejumlah posisi di manajemen, nyatanya urusan gaji masih terabaikan. Baik manajemen versi Rendra maupun Lucky Adrianda Zaenal lebih sibuk memikirkan legalitas kepengurusan dibanding memikirkan nasib pemain.
Pemain sendiri telah membuktikan profesionalismenya dengan mengikuti latihan di pekan-pekan terakhir sebelum kontraknya habis. Nyatanya upaya itu juga tak membangkitkan kesadaran manajemen untuk bersikap profesional pula.
Di sisi lain, dalam minggu-minggu ini pemain sangat membutuhkan gaji tersebut mengingat tak lama lagi Hari Raya Idul FItri. "Sekarang puasa dan tak lama lagi lebaran. Kami masih sangat berharap gaji bisa dibayar manajemen karena memang sedang butuh uang," ujar Juan Revi, sang gelandang bertahan.
Adakah langkah hukum jika manajemen tetap ingkar? Revi belum berpikir ke arah sana. Baginya manajemen Arema dianggapnya orang-orang yang paham komitmen dan tanggungjawab, sehingga ia lebih pilih menunggu hingga ada kejelasan.
Kubu manajemen sendiri rupanya juga belum melunak terkait 'syarat' pembayaran gaji. Pihak Rendra tetap bersikukuh tak akan mencairkan uang pemain jika tak ada pengembalian ke pihak M Nur. Padahal syarat tersebut sangat berat bagi pemain, karena rata-rata uang gaji dari M Nur sudah terpakai.
"Sampai sekarang syaratnya tetap, yakni pemain harus mau membuat surat pernyataan dan mengembalikan uang dari pihak lain. Kalau syarat itu sudah dipenuhi, maka pembayaran gaji akan langsung dilakukan," kata Media Officer Arema Sudarmaji menegaskan pernyataan sebelumnya.
Pengembalian uang tersebut juga bukan perkara mudah. Sebab di pihak pemain sendiri tak sedikit yang berpihak ke M Nur selain ke Rendra Kresna. Sehingga pemain merasa pengembalian gaji ke M Nur bakal rawan menimbulkan pertentangan antar pemain. (Kukuh Setiawan/Koran SI/msy)
